Jumat, 09 April 2010

REFLEKSI TERHADAP BUKU "ARAH BARU STUDI ULUMUL QURAN" Karya Dr. Akdin Wijaya

REFLEKSI
Apakah Jibril Penyampai Wahyu atau Hanya Sebagai Simbol?

Dalama buku Arah Baru Study Ulumul Al-Quran Dr. Aksin Wijaya, SH.MA menulis sebagai berikut, “Ayat-ayat yang membahas proses turunnya wahyu pada Muhammad khususnya memang tak satu pun yang secara eksplisit menyebut kata malaikat dan Jibril sebagai pembawa atau perantara…”1 kemudian dalam kelas beliau juga menyampaikan hal tersebut, kalau boleh penulis katakan bahwa dengan pernyataan tersebut belaiu mengeneralisir Jibril itu bukan penyampai wahyu kepada Muhammad, dan pada halaman yang lain belaiu mengatakan bahwa Jibril hanya sebagai simbolisasi untuk menandingi wacana perdukunan2.
Penulis menganggap bahwa pernyataan tersebut salah3, perlu penulis menyebutkan dalil yang terdapat dalam Al-Quran bahwa cara menyampaikan wahyu ada bebarapa cara, sebagaimana Alah berfirman, “Dan tidak ada bagi seorang manusia pun bahwa Allah berkata-kata dengan dia, kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat), lalu diwahyukan kepadanya dengan izin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana”4. Sebagaimana yang dikatakan Ibnu Katsir, “Di dalam hadits yang shahih dinyatakan bahwa Rosulullah saw, berkata kepada Jabir bin ‘Abdillah ra, “Tidak ada seorang pun yang diajak bicara oleh Allah, kecuali dibalik tabir….”5 Hal ini dengan tegas Rosulullah mengatakan dibalik tabir, inilah salah satu cara menyampaikan wahyu.6 Dan cara yang lain adalah dengan mengutus (malaikat) sebagaimana wahyu pertama diturunkan. Dalam hadits Imam Ahmad meriwayatkan bahwa ketika Rosulullah berada di gua Hiro beliau didatangi Malaikat Jibril seraya berkata, “Bacalah”. Rosulullah bersabda, maka aku katakana, “Aku tidak dapat membaca” lebih lanjut beliau bersabda, “Lalu Jibril memegangku seraya mendekapku sampai aku merasa kepayahan”7. Dalam hadits tersebut ceritakan bahwa nabi Muhamad saw didekap oleh malaikat Jibril dalam gua hiro dalam penyampaian wahyu pertama. Disana ada kata-kata didekap8 sehingga nampak jelas bahwa nabi sebagai objek yang didekap oleh malaikat Jibril sebagai subjek. Dan tentunya ini mematahkan pernyataan beliau bahwa malaikat Jibril dalam perantara wahyu dari Allah hanya sebagai simbol. Karena secara nalar tidak ada sebuah subjek yang berupa simbol dapat melakukan pekerjaan. Atau barang kali Dr. Aksin menggangap bahwa peristiwa pendekapan malaikat terhadap nabi Muhammad saw itu bukan makna “mendekap” yang sebenarnya. Wallau a’lam bisshowab.
Bahkan lebih tegas dalam riwayat Ibnu Abi Ashim dalam As-Sunnah dan Al-Baihaqi dalam Al-Asma’ As-Shifat, dari An-Nawas bin Si’man ra, bawasanya Rosulullah bersabda, “……demikian sehingga Jibril menyampaikan wahyu tersebut sesuai yang diperintahkan Allah ‘Azza Wa Jalla kepadanya”9
Perlu penulis sampaikan bahwa pernyataan Dr. Aksin tetang malaikat Jibril sebagai symbol dalam penyampaian wahyu hanya merupakan sebuah asumsi yang tidak didasarkan pada bukti yang menyata atau dalil yang ada dalam Al-Quran atau didasarkan pada sebuah hadits. Sehingga penulis berani mengatakan bahwa pernyatan beliau diatas adalah salah. Kerena pernyataan penulis ini berdiri pada sebuah hujjah dalam Al-Quran dan Hadits. Banyak ayat menegaskan untuk mengikuti sunnah, atau membenarkan sebagaimana Firman Allah, “Dan apa yang telah Rosul berikan kepada kalian maka ambillah dan apa yang telah Rosul larang bagi kalian maka tinggalkanlah”.10dan Allah memperingati untuk tidak menyelisihi-nya, “Maka hendaknya waspada orang-orang yang meneyelisihi dari perintahnya akan menimpa mereka fitnah atau menimpa kepada mereka azab yang pedih”.11 Dan masih banyak lagi ayat-ayat yang mempunyai makna sama dengan 2 ayat di atas. Sehingga katika ada pernyataan tetang suatu masalah dimana yang satu disandarkan pada nabi sedang pendapat yang lain berlawanan dan tidak disandarkan pada nabi bahkan hanya sebuah asumsi saja, maka kita wajib mengambil pendapat yang disandarkan pada nabi.
Bahkan kalau penulis lihat Dr. Aksin banyak mengutip pendapat orang-orang yang Liberal yang notate-nya sering menyerang Islam (penulis tidak menemukan diksi yang tepat kecuali itu atau “menyudutkan”) karena memang demikianlah faktanya, mereka mengutak-utik (merubah) dalil yang sebenarnya sudah jelas. Sebagaimana dikatakan oleh Adian Husaini, MA, “Mendapat jabatan yang bergengsi itu Rahman mulai agresif untuk menyerang hukum-hukum islam yang qath’i. Raham misalnya menentang dalil-dalil kebolehan piligami, hak cerai laki-laki, mendukung keluarga berencana (KB), dan menurutnya bunga Bank kecil halal, bunga bank berlipat ganda haram”12 Padahal para ulama telah sepakat atas kafirnya orang jatuh dalam jenis ini-kufur pengingkaran; kerena ia telah mendustakan firman Allah SAT dan sabda Rosulullah saw, menolak keduanya dan ijma’ umat yang bersifat qath’i13. Maka sangat disayangkan jika seorang muslim lebih berwala’ (secara pendapat atau fikrah) kepada orang-orang menyang Islam.
Dan pada akhir penjalasan akhir ini penulis menyimpulkan bahwa, Jibril adalah penyampai wahyu bukan hanya sebagai symbol saja. Dan memang ada kalanya Allah menyampaikan wahyu tidak melalui Jibril namun dibalik tabir, kemudian Rosul mendengar tanpa melihat Dzat Allah. Wallau a’lam bisshowab.






Nama : Robet Andoyo
NIM : 21409020
Ruang : CF
Dosen : Dr. Aksin Wijaya, SH, MA

0 komentar:

Posting Komentar

Pengikut

firdausrho Copyright © 2009
Scrapbook Mania theme designed by Simply WP and Free Bingo
Converted by Blogger Template Template