Senin, 03 Mei 2010

RE: SETAN JANGAN DIBENCI (Refleksi Setan Jangan Dibenci. Sapulidi edisi 15 April 2010)

Jam menunjukkan pukul 10.30 WIB, aku keluar dari kelas menuju ruang internet, ketika sampi disana semua telah terisi, namun aku tidak segera pergi, waktu itu posisiku persis di depan pintu, terlihat olehku bulletin di meja “SAPULIDI”, begitu nama bulletin itu, dengan iseng kuambil bulletin itu, di halan depan berjudul, “REINKARNASI: Sebuah Daur Ulang”, kemudian kubuka halaman selanjutnya, aku dibut penasaran dengan judul pada halam ini, “SETAN JAGAN DIBENCI”, sebelum kubaca kucari siapa penulis artikel ini, “Zahrul La’aly”, http://hitampolos.blogspot.com , “Ooo… ini masku di Ushluddin” gumamku lirih. Lalu kubaca artikal nyetrik itu, setelah kubaca ada bebarapa hal yang menurutku harus diokoreksi (dalalam dunia akademik ini adalah sebuah hal yang biasa). Kira-kira 2 hari setelah aku baca SAPULIDI, aku bertemu langsung dengan penulis artikel “SETAN JANGAN DIBENCI”, yang tidak lain adalah masku di Ushluddin, seingatku aku bertemu dengan beliau ba’da shalat dhuhur, di Masjid Ulinuha. Tanpa basa-basi ku ungkapkan niatku untuk merefleksi artikel di Sapulidi tersebut, Subhanallah terntaya niatku tersebut direspon positif bahkan beliau akan membantu editor dan publikasi lewat buetin yang sama. Ok pembaca, kita to the point ke masalah.
Ada beberapa catatan yang perlu diluruskan (bc:kritik) Pertama. Judul artikel (SETAN JAGAN DIBENCI), kalo teman-teman sudah baca atau sekerdar membaca judulnya, maka apa yang akan terbayang dibenak kita. Akan ada kesan bahwa setan jangan dibenci, setan jagan disalah-salahkan, atau setan jangan dimusuhi. Padajal Allah sendiri telah berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman masuklah Islam dengan keseluruhannya, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah syaitan, sungguh ia musuh yang nyata bagimu” (Al-Baqoroh: 208). Sugguh ia adalah musuh YANG NYATA. Mari kita membuat analogi yang sederhana. Dulu Negara kita pernah dijajah oleh Belanda, maka rakyat kita menganggap Belanda sebagai musuh, kenapa? Jawabanya karena membuat takyat kita sengsara, kemudian rakyat kita bersatu padu memusuhi dan mengusir mereka (memerangi). Bigitu juga dengan setan, ia telah membuat Adam dikeluarkan dari surga karena bujuk rayunya, apakah ini bukan bentuk kerugian (kesengsaraan), ini adalah konspirasi pertama setan dalam menyesatkan Adam (manusia). Maka wajib bagi kita untuk mengatakan “Aku benci setan”.
Kedua. Bentuk penolakan setan untuk sujud (hormat) kepada Adam diasumsikan sebagai bentuk tauhid yang sangat tinggi,?? Padahal kalo kita belajar Aqidah (Tauhid), kita tidak hanya dituntut untuk mentauhidkan Rububiyah Allah (meyakini bahwa Allah sebagai pencipta), namun juga dituntut untuk mentahuhidkan Allah secara Uluhiyah (peribadatan), dan salah satu peribadatan kepada Allah adalah taat semua perintah Allah. Kalau kita perhatikan penolakan setan/iblis untuk sujud kepada Adam bukan karena ia ingin patuh dan tunduk kepada Allah, melainkan kerena kesombongan, ia merasa lebih mulia dari Adam kerena ia diciptakan dari api.
Ketiga. Bahwa setan/iblis tidak mau sujud kepada Adam, kemudian ia dilaknat karenanya, kemudian menjalani profesinya sebagai panggangu manusia adalah sebuah hal yang sudah terjadwalkan oleh Allah. Maka tidak ada alasan bagi kita untuk membenci setan, toh itu adalah rangkaian scenario Allah kepada setan.
Tentang maslah ini saya tidak terlalu kaget, kerena pemahaman seperti ini adalah copy paste dari abad ke-2 hijeriyah, yaitu sebuah aliran yang dikenal dengan sebutan Jabariyah (yaitu manusia/makhluk tidak memiliki irodah, irodah mutlak milik Allah), silakan rujuk kepada kitab-kitab yang membahas Jabariyah.
Keempat. “Dan tidak Aku (Allah) jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku” (Adz-Dzariat: 56), penulis menyatakan bahwa ayat tesebut tidak kata-kata tetang setan, yang ada jin dan manusia, maka bukan salah setan jika setan tidak beribadah kepada Allah. Memang tidak ada perintah dalam Al-Quran tetang seruan Allah kepada setan untuk beribadah, begitu juga kita tidak akan menumukan dalam Al-Quran perntah dari Allah kepada orang-orang kafir untuk shalat, zakat, dsb. Kalau kita baca dalam surat An-Nass maka akan kita temukan sebuah jawaban siapakan yang disebut sebagai setan itu. “Dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi, yang membisikkan kejahatan kedalm dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia” (An-Nass: 4-6), ya setan itu ada dari golongan jin dan manusia, maka kita sering mendengar orang mengatakan, “Orang kok seperti setan”, maka itu isarat bahwa orang itu memiliki akhlak yang buruk.
Dan terakhir Jazakallah Khoiron kepada Mas La’aly (Mas Hitampolos) atas respon positif dan publikasi tulisan ini. Dan perlu pembaca ketahui beliaulah yang mengedit tulisan ini lho! Wallahu ‘alam bish-showab.

Roobitun Ubaidillh Al-Butuhi
http: www.firdausrho.blogspot.com

Pengikut

firdausrho Copyright © 2009
Scrapbook Mania theme designed by Simply WP and Free Bingo
Converted by Blogger Template Template